Cara belajar membuka hati kita
------------------------------
Yang suka mengatakan hati, belum tentu paham dengan benar tentang hati
Yang merasa bisa membuka hati, belum tentu hatinya sudah terbuka
Yang mengatakan ikuti saja kata hati, belum tentu benar-benar mengikutinya
Yang mengatakan suara hati tidak pernah dusta, belum tentu suara hatinya jujur
Yang mengatakan awas hati-hati jangan kebablasan, bisa jadi dirinya yang kebablasan
Yang mengatakan awas terjebak, bisa jadi dirinya sendiri yang terjebak
Yang mengatakan awas sesat, bisa jadi dirinya sendiri yang tersesat
Semua membutuhkan pemaham yang benar di dalam hati sendiri,
Bukan merasa dirinya sudah benar, dan maunya membenar-benarkan orang lain,
Justru siapa yang bisa terjebak dan tersesat dalam diskriminasi ?
Apa sih ukuran pemahaman yang benar di dalam hati,
Untuk memperbaiki pemahaman yang selama ini itu keliru ?
Agar tersingkirnya kegelapan dari dalam diri ?
Salah satunya tersingkapnya hijab yang menutupi dirinya,
Sehingga bisa jelas dalam melihat yang tidak bisa di lihat dengan indra biasa,
Atau secara energi adanya energi yang memblokir bisa terkurangi,
Sehingga bisa jelas dalam melihat energi dan mengendalikan energi hidup.
Selanjutnya secara bertahap akan bisa memahami sesuatu dengan benar,
Seterusnya secara bertahap akan bisa melihat kebenaran sebagaimana adanya,
Bukan merasa saja atau ada apanya yang di rekayasa dan di otak atik,
Kalau masih belum menerima dan setuju dengan informasi yang benar,
Di dalam hati keberatan dan bertentangan, hati dan otak berseberangan,
Ya jangan di paksa dan terpaksa, renungkan dan pahami lagi saja.
Ah... tetap tidak bisa, itu bertentangan dengan ajaran agama yang ku percayai,
Bertentangan dengan ajaran menurut guruku selama ini, suara hatiku sendiri.
Ya sudah kalau agama " memang wajib percaya dulu " memang begitu adanya,
Mau bagaimana lagi ? Jadi wajar kalau masih ada hijab dan tanduk nya.
Yang penting kan jalani dan yakini saja serta bermanfaat untuk diri dan orang lain,
Ya pastilah, semua hal apapun sudah tentu bermanfaat, sekalipun keburukan dan kejahatan tetap bermanfaat sesuai peran dan fungsi masing-masing.
Ah.. jangan terjebak dan sesat ?
Itu kan menurut prasangka dan perasaan saja, apa dan mana buktinya ?
Kalau merasa tahu apakah itu tidak sombong ? sejauh mana tahu tentang orang lain
0 komentar:
Posting Komentar